3. A. Dhimas Dwi P

-

Tuban, 27 Februari 2019
Assalamualaikum Wr. Wb.
Hai Dhimas dewasa, aku adalah kamu di masa remaja. Saat menulis surat ini usiaku 13 tahun dan aku masih SMP kelas 7. Hari itu aku mendapat tugas dari Bu Afin untuk membuat surat kepada diriku di masa depan. Lalu itu saya memutuskan membuat surat untuk aku yang berusia 27 tahun.
Apakah yang kubayangkan menjadi kenyataan? Aku harap, aku sudah menjadi seorang dokter yang sudah bisa memberangkatkan haji orang tuaku. Kamu masih ingat tidak, di mana usiamu baru 10 tahun dan kamu berhasil mendapatkan juara harapan 1 matematika, ingat tidak apa perasaan ayah sama mamamu, iya sangat bangga. Semoga kamu sampai umurmu tua kamu tetap membuat orang tuamu selalu tersenyum seperti apa yang dilakukan orang tuamu dulu. Pesan terakhirku adalah jika nanti kamu sudah sukses jangan lupa perjuangan orang tuamu, jangan lupa untuk membantu orang yang miskin dan jangan lupa sholat 5 waktunya J
           
TTD
Dhimas hartama, 27 Februari 2019

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Kalian

-
Ini adalah kumpulan Surat Untuk Diriku di Masa Depan yang ditulis oleh bocah-bocah remaja ajaib yang kebetulan sempat belajar bersama saya pada semester dua di tahun 2018-2019 yang lalu. “Nak, suatu hari nanti jika kalian ada yang menemukan blog ini lalu membaca surat dari masa lalu kalian sempatkanlah untuk sejenak mencoba mengingat saat di mana kalian menulis surat ini, lalu doakanlah kebaikan untuk kawan-kawan kalian semua, juga untuk saya, hehehe”. Berikut daftar berdasarkan urutan absensi kelas saat itu, ada satu yang tidak ada kemungkinan saat itu sedang tidak masuk. Baiklah, selamat membaca ya! ;) 32 Yusril Izza M 31 Tsalitsa Aulia 30 Tri Setyo 29 Sururi Alfarohana 28 Sofi Hera 27 Sevanda Aggitsia 26 Putri Nur Istianah 25 Prasetyo Bagus 24 Naila Fida 23 M Fasha Asshofa 22 M Dany Firdaus 20 Mazicha Cindy Mha R 19 Mahardika Diva H 18 M Muhlisin 17 Lailiana Nuzulul R 16 Imelda Vauziyah 15 Ilham Nur S 14 Husain Habibie S 13 Fida Mei D 12 Ekky Fitria R 11 Eka...
read more

hidup itu pilihan. jangan lupa istikharah~

-
benar, setiap detik dalam hidup kita adalah pilihan. bergerak maju, diam, atau mundur pun sebuah pilihan. dan aku telah memilih untuk maju, untuk terus melangkah menuju keabadian cintaNya. jujur dan atau bohong pun sebuah pilihan, meski kadang kejujuran seringkali disakiti. dan kebohongan di puji setengah mati. keputusanku telah memilih:terus maju dan selalu jujur. pilihan yang tidak mudah mendapat persetujuan terjalnya liku kehidupan. tetapi telah kuputuskan untuk melaluinya sesuai dengan kesanggupanku. aku tak pernah tau bagaimana aku selanjutnya, bagaimana aku dalam detik berikutnya. aku hanya ingin belajar jujur, mengatakan apa yang ada, dan melakukan dengan hati apa yg ada saat ini. bukankah aku bukan sebuah karya tulis yang telah teruji kebenarannya. dan kata-kataku pun bukan pula sebuah hipotesa yang selalu perlu dibuktikan kebenarannya. bukankah aku manusia, sama dengan engkau dan mereka. dan aku tak pernah memaksa siapapun untuk mempercayaiku, sebab akupun hany...
read more