14. Husain Habibie S

-

Tuban, 01 Maret 2019

Untuk aku yang telah mewujudkan cita-citaku sekarang
Salam (emot metal)
            Halo kamu. Iya, kamu yang dulu nulis surat ini saat umur 13 tahun. Awalnya aku mendapat tugas dari guru yang bernama Bu Alfin untuk menulis surat ini kepada diriku di masa depan. Lalu aku berharap aku yang dulu menulis ini bisa membaca lagi oleh diriku di masa depan. Ya, benar sekali untukmu Husain Habibie Setyawan yang ganteng kata aku yang dulu. Wk wk wk.
            Saat aku menulis surat ini, banyak yang ingin kuceritakan kepadamu agar kau yang sekarang tidak lupa dengan kenangan-kenangan yang paling bersejarah dan tak bisa diulangi. Tapi aku tak punya cukup tinta dan tenaga untuk menulisnya. Kenapa yak? Ya, karena banyak sekali ceritamu di masa lalu.
            Hei Habibi dewasa, kau takkan melupakan hobimu yang dulu sangat suka bermain basker, joging, ndengerin lagu dan membaca buku. Aku berharap kau saat dewasa sudah menjadi pemain basket yang baik. Amin....
            Ohya, aku berpesan kepada Habibi yang dewasa dan mandiri, jangan lupa selalu mendoakan orang tua karena orang tualah yang membawamu bisa jadi orang yang berguna dan berkualitas bagi Bangsa dan Negara. Jangan lupa selalu makan yang banyak agar cepat gendut, jangan lupa minum minimal seliter sehari. Kalau bisa sempatkan hari Minggumu untuk olahraga. Aku berusaha untuk membiasakannya sekarang. Dan yang paling penting jangan lupa jaga kesehatan karena kesehatan itu mahal. J
            Aku akan bahagia jika diriku yang sekarang jauh lebih baik dari yang dulu. Harapanku, saat kau dewasa jangan lupa menjalin silaturahmi kepada Bapak atau Ibu guru yang telah mendidikmu sampai jadi orang sukses.
            Suratku sudah mau berakhir, tolong jaga amanah dari aku yang dulu. Jangan kau sesali dirimu yang sekarang karena telah menghabiskan waktumu yang dulu hanya untuk melakukan hal yang unfaedah. Tetaplah semangat dan selalu berdoa. Habibi yang dulu kalau bertemu dengan teman atau gurunya selalu tersenyum, aku berharap Habibi dewasa masih melestarikannya.
            Sekian kalau ada yang ditanyakan renungkan dalam dirimu. Saya Habibi muda yang menulis surat ini untuk Habibi dewasa, semoga semua kata-kataku tadi bisa menjadi motivasi bagimu kelak.

Dari Habibi yang berusia 13 tahun
@husain_habibie_
No. Absen 14

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Kalian

-
Ini adalah kumpulan Surat Untuk Diriku di Masa Depan yang ditulis oleh bocah-bocah remaja ajaib yang kebetulan sempat belajar bersama saya pada semester dua di tahun 2018-2019 yang lalu. “Nak, suatu hari nanti jika kalian ada yang menemukan blog ini lalu membaca surat dari masa lalu kalian sempatkanlah untuk sejenak mencoba mengingat saat di mana kalian menulis surat ini, lalu doakanlah kebaikan untuk kawan-kawan kalian semua, juga untuk saya, hehehe”. Berikut daftar berdasarkan urutan absensi kelas saat itu, ada satu yang tidak ada kemungkinan saat itu sedang tidak masuk. Baiklah, selamat membaca ya! ;) 32 Yusril Izza M 31 Tsalitsa Aulia 30 Tri Setyo 29 Sururi Alfarohana 28 Sofi Hera 27 Sevanda Aggitsia 26 Putri Nur Istianah 25 Prasetyo Bagus 24 Naila Fida 23 M Fasha Asshofa 22 M Dany Firdaus 20 Mazicha Cindy Mha R 19 Mahardika Diva H 18 M Muhlisin 17 Lailiana Nuzulul R 16 Imelda Vauziyah 15 Ilham Nur S 14 Husain Habibie S 13 Fida Mei D 12 Ekky Fitria R 11 Eka...
read more

hidup itu pilihan. jangan lupa istikharah~

-
benar, setiap detik dalam hidup kita adalah pilihan. bergerak maju, diam, atau mundur pun sebuah pilihan. dan aku telah memilih untuk maju, untuk terus melangkah menuju keabadian cintaNya. jujur dan atau bohong pun sebuah pilihan, meski kadang kejujuran seringkali disakiti. dan kebohongan di puji setengah mati. keputusanku telah memilih:terus maju dan selalu jujur. pilihan yang tidak mudah mendapat persetujuan terjalnya liku kehidupan. tetapi telah kuputuskan untuk melaluinya sesuai dengan kesanggupanku. aku tak pernah tau bagaimana aku selanjutnya, bagaimana aku dalam detik berikutnya. aku hanya ingin belajar jujur, mengatakan apa yang ada, dan melakukan dengan hati apa yg ada saat ini. bukankah aku bukan sebuah karya tulis yang telah teruji kebenarannya. dan kata-kataku pun bukan pula sebuah hipotesa yang selalu perlu dibuktikan kebenarannya. bukankah aku manusia, sama dengan engkau dan mereka. dan aku tak pernah memaksa siapapun untuk mempercayaiku, sebab akupun hany...
read more