tahu apa
di tepi malam yang lain,
tak kusangka dapat menjumpaimu di perjamuan-Nya
seperti dihadapkan pada dosa terindah kala itu.
lalu kau mengajakku berbicara tentang hati, tentang perasaan.
entah sudah berapa lama hati ini beku,
tak dapat membaca paragraf-paragraf malam yang semu,
alih-alih membaca sajak-sajak gemintangmu.
tahu apa kamu tentang aku?
tentang setangkai mawar berduri
sebiji duri yang rapuh,
serapuh raga tanpa jiwa.
ya! akulah abdimu
pesuruhmu
pemujamu
yang datang sejak saat kau masih terlelap
disetumpuk surat-surat yang tak pernah sampai milikmu
tapi,
tahu apa kamu tentang aku?
Komentar
Posting Komentar