Usia
Setelah usiaku yang ke 18 setahun lalu,
Engkau telah menghadiahiku sebuah
“waktu” :
-waktu untuk bersenang-senang
-waktu untuk balas dendam
-waktu untuk menjadi seseorang yang sangat menyebalkan
-waktu untuk kehilangan
-waktu untuk kecewa
-waktu untuk mendengar kebisingan-kebisingan kotaMu yang binal
-waktu untuk menyaksikan hingar bingar kehidupan yang begitu bajingan
-waktu untuk mengutuk, menyumpah, misuh, mengumpat…. “tai! Kehidupan macam apa ini!”
-waktu untuk menertawakan lelucon-lelucon mesum. HA HA HA!
-Waktu untuk, waktu teruntuk buruk,
Ter un tuk aku
Ter un
Tuk a ku
Ter
Un
Tuk
A
Ku
Ter ku tuk!
Kini, di usiaku yang ke 19,
boleh aku meminta sebuah kado dariMu lagi?
Beri aku “waktu” sekali lagi,
Untuk memetik malam,
Berburu sepi, menangkap sunyi,
Menuju-Mu
Komentar
Posting Komentar