tahu apa
di tepi malam yang lain, tak kusangka dapat menjumpaimu di perjamuan-Nya seperti dihadapkan pada dosa terindah kala itu. lalu kau mengajakku berbicara tentang hati, tentang perasaan. entah sudah berapa lama hati ini beku, bisu, tak dapat membaca paragraf-paragraf malam yang semu, alih-alih membaca sajak-sajak gemintangmu. tahu apa kamu tentang aku? tentang setangkai mawar berduri sebiji duri yang rapuh, serapuh raga tanpa jiwa. ya! akulah abdimu pesuruhmu pemujamu yang datang sejak saat kau masih terlelap disetumpuk surat-surat yang tak pernah sampai milikmu tapi, tahu apa kamu tentang aku?