Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

syubidap~

--> Hemm. Helo sobat pembaca blog gue yang budiman (yang nggak baca berarti nggak budiman)hihii ^^, long time no see me, oke miss you too darling :* Well, lama tak bersua tak terasa kini gue udah menginjakkan kaki gue ke ranah perkuliahan. Waw that’s so different with my life before. But I enjoy it. rutinitas gue sudah bener-bener berbeda dengan dahulu di SMA, yah meskipun rutinitas di kejar waktu masih berjalan. hihi :p sometimes gue bener-bener rindu dengan masa SMA gue, lebih-lebih sama temen-temen gue yang bisa dibilang nggak ada duanya :'D juga sama semua guru gue yang nggak ada duanya juga. apa kabar ya mereka semua? gue tau pasti kabar mereka semua selalu indah, selalu baik. semoga~ --> Soal asmara? Wats? Soal asmara? Ah, gmn ya, nggak dulu deh karena gue punya misi untuk menunggu titisan: SOE HOK GIE. Hahaha (benarbenar mimpi di siang buntu).  Habisnya si GIE terlalu mempesona sih...

malam

dalam malam aku diam, belajar mengeja kata yang tak memiliki huruf, berbisik pada bahasa jengkerik, dan pojok-pojok kegelapan, ada rindu yang mengalir seirama degup nadiku.. beritahu aku bagaimana cara malam menebus segala ke-egoisannya kepada mentari, sakitku cukup menyiksa, aku ingin terus bersamamu, menerjemahkan bahasa embun,

senja

Mentariku, kali ini bulan malu-malu Atau mungkin enggan menatapku. Tapi apakah penting dengan keberadaan bulan? Kurasa tidak, Ada tiada bulan sekalipun tak akan mempengaruhi kegelapan malam, Cukup kamu, mentariku. Cukup sinarmu yang akan membuat kegelapanku semakin bercahaya,

hanya ingin mengenang

elegi di perampian senja-Mu, membuyarkan sejenak fokusku.. ku kekalkan sebuah kata: terimakasih untuk setiap kalimat kalimatmu yang telah mengalirkan air mata hujan dalam gersang paragraf senjaku, terimakasih telah pernah mendampingiku merangkai kata menjadi kalimat dalam paragraf masa laluku. mengajariku mengeja: eR, dalam kekakuan lidahku. inginnya aku tak mengingat, tidak pula melupakan, berhentilah sejenak di sini, di senja yang menjingga. temaniku memandang tenggelamnya mentari, aku hanya ingin mengenangmu, sebentar saja....

kematian malam

~Kamatian Malam~ Seolah bagian dari rencana Tuhan, Senja kelabu dalam mendung, Gerimis lepas dari dekapan awan, air mata hujan meniti dalam pangkuan bumi, Sang Gelap telah mati! Oh. Siapa kiranya telah membunuh kematiannya? Angin berlalu tiada menjawab, gemuruh badaipun membisu, kaku! Kerlingan kilat mengolok kematian sang Gelap, Putih bertahta di istana derita, Putih berkuasa mendera jiwa. Putih berorasi penuh kediktatorannya, Memvonis Gelap untuk kematian cintanya. Sang Gelap mati merangkul cinta abadi. Putih mendera menjunjung arogansinya, Bertahta pada istana kosong belaka. Semesta tahu, tak lama lagi putih akan mati, Sebab gelap telah tiada. Karena gelap tercipta untuk putih, Dan putih tercipta untuk gelap. Mereka manunggal satu jiwa. Tidak bisa tidak! Itulah sebab konsep: putih ada karena gelap tercipta, Atau sebaliknya. Tidak kurang, tidak lebih. Itu saja.

sampai jumpa di pemberhentian selanjut-Nya

Penghujung Shubuh Tibalah saat cahayamu bersinar sempurna berjumpa dengan kepergian malam dalam titik akhirnya kau terbit sekaligus tenggelam dalam cakrawala sang malam berlayar sekaligus karam dalam lubuknya menyisakan bayangan itulah sebabnya langit berubah mendung dan sesekali terlihat menyimpan genangan hingga terkoyak pecah menjelma gerimis yang menyetubuhi bumi dengan rintiknya, pagi ini.... Di penghujung shubuh ini, aku tak lagi mencegahmu pergi teruslah bersinar sampai senja nanti aku mengizinkanmu pergi, meski ku tau tanpamu, aku bisa terjatuh kapan saja, sebelum sampai di perhentian yang kau janjikan. menunggu tanpa batas waktu seperti halnya lingkaran, tapi, biarlah aku mengikutinya. walau sekali waktu aku ingin segera tau, apakah kau pernah benar-benar menungguku? Alhusna, November 5,2010

lelah.

lupakan aku untuk kau kenang.